Sarana
entry image

FGD Seri Diskusi Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON)

Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan FGD Seri Diskusi Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dengan tema“Lontara Attoriolong Bone sebagai Kronik dan Historiografi Sulawesi Selatan”. Dalam kegiatan ini hadir menjadi narasumber yakni Prof. Campbell Macknight dari College of Asia and the Pacific The Australian National University, Dr. Hasanuddin, M.A. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Moderator: Dr. Husnul Fahimah Ilyas, MA.Hum. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Lontara Attoriolong Bone merupakan sumber historiografi sosial-politik masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, bahkan dalam konteks Nusantara. 

Sebagai warisan tulisan asli suku bangsa di Indonesia, korpus Lontara Atoritolong Bone memiliki ciri unik di antara tulisan-tulisan lain sebagai historiografi lokal yakni teksnya lebih polos dan objektif menyajikan peristiwa demi persitiwa. 

Seiring dengan dengan perkembangan penelitian sejarah dan kebudayaan lokal di Indonesia, maka perhatian terhadap kronik Bugis-Makassar, terutama pada Lontara Attoriolong Bone dipandang penting diperkenalkan secara luas. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya strategis seperti pendokumentasian, penerbitan sebagai upaya agar teks Lontara Attoriolong Bone dapat terbaca, pengkajian dalam berbagai perspektif keilmuan, pemberian status sebagai Ingatan Kolektif Nasional dan seterusnya merupakan hal yang penting diwujudkan.(*)